Senin, 24 Desember 2012

INDIVIDU IN SOCIAL SITUATION

Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat dilepaskan dari situasi, yakni situasi kebersamaan dan situasi sosial. Situasi sosial yang menimbulkan terjadinya interaksi antara kita dengan orang lain. Dalam sistuasi sosial yang perlu dibicarakan adalah Norma sosial dan keanggotaan dalam kelompok dan luar kelompok. Pemahaman terhadap norma yang berlaku dalam situasi sosial membantu kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kelompok,  melakukan dan memberikan kontribusi terbaik dalam kelompok, serta dapat bekerja sama dengan anggota yang lain untuk mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan. Karena pada hakikatnya salah satu indikator individu telah mengalami perkembangan apabila telah mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkunganya.

1     Group Social And Social Norms ( Kelompok Sosial dan Norma Sosial )

a. Kelompok Sosial
Dalam kelompok sosial individu telah melakukan interaksi yang mendalam satu sama lain seperti individu telah bercakap-cakap satu sama lain . Individu bekerja sama dalam kelompok tersebut , atau individu berperan sebagi pemimpin untuk mencapai tujuan. Brodbeck dalam Santoso (2010:4) mengemukakan kelompok sosial “ Is an aggregate individuals standing in certain descriptive relations to each other ” (kelompok sosial adalah kumpulan individu yang tediri atas kejelasan hubungan satu sama lain). Smith mengemukakan kelompok sosial sebagai suatu kesatuan yang berisi anggota yang banyak dari kelompok terpisah yang mempunyai persepsi kelompok dari kesatuannya dan yang mempunyai kecakapan atau kecenderungan bertindak atau berbuat di dalam cara yang sama terhadap lingkungannya (dalam Santoso 2010:4)
dari defenisi di atas, terdapat perbedaan cara pandang terhadap kelompok sosial, namun cara pandang ini akan melengkapi pengertian kelompok sosial satu sama lain. artinya kelompok sosial bercirikan:
a.       Sekumpulan individu.
b.       Ada interaksi satu sama lain
c.       Ada kesatuan, baik dalam persepsi maupun berbuat
Adanya kesatuan baik persepsi, maupun berbuat dari anggota-anggota kelompok sosial, dapat dipahami karena tiap-tiap kelompok sosial mempunyai norma sosial.
b. Norma Sosial
Muzafer Sherif dalam Santoso (2010:4) mengemukakan norma sosial “is to cover the accepted rules, custom, attitudes, values, and other standart found and every esthablished social group.” (Norma sosial adalah untuk menguasai penerimaan aturan, kebiasaan, sikap, nilai, dan standar lain yang dijumpai dalam setiap kelompok sosialnya yang terbangun) sejalan dengan itu, Kingseley Davis dalam buku Penerapan Psikologi Sosial mengatakan bahwa konsep norma sosial termasuk defenisinya adalah suatu perasaan ketaatan dimana individu suatu situasi yang akan , harus mengikuti tingkah laku secara nyata.dalam hal ini, norma sosial pada umumnya membedakan apa yang disebut tingkah laku kebiasaan, keharusan, kebiasaan dengan sanksi dan hukum ).
Jelaslah bahwa norma sosial mengikuti tingkah laku setiap individu di dalam kelompoknya dan menyebabkan individu mempunyai ketaatan pada kelompoknya juga.
Latar belakang timbul dan keberadaan norma sosial dijelaskan Muzafir Sherif (dalam Santoso, 2010:6) sebagai berikut “That socially accepted on observed, social norm are set  up in the course of social interaction” (bahwa diterima dan dilaksanakan norma sosial secara sosial adalah berada dalam aliran interaksi sosial). Dalam kehidupan sehari-hari individu mempelajati norma sosial dalam kelompok, juga pada interaksi sosial individu yang bersangkutan dengan individu lain dalam kelompoknya.
Dalam Psikologi sosial cara-cara belajar individu :
a.   Attention in paid by watching are listening to modal performance behavior. (perhatian yang dibayar dengan memerhatikan dan mendengarkan pada model bentuk tingkah laku)
b.   Retention of the behavior occurs in memory. (perhatian kembali pada tingkah laku yang terjadi dalam pengalaman)
c.   Motor reproduction of the behavior convert the symbols stored in the memory into the approriate act it self. (Gerak Produksi kembali dari mengubah simbol tingkah laku yang disediakan dalam pengalaman, kedalam kegiatan yang sesuai itu sendiri).
d.   Motivation for performance of the act persuades the subject not just to show that he or she can do it, but to set on with actually doing it. (Dorongan terhadap bentuk kegiatan yang meyakinkan orang bukan menunjukan ia dapat mengerjakan itu tetapi memjaukan mengerjakan itu secara aktual)

2. Membership in Group and Out Group ( Keanggotaan dalam Kelompok dan Kelompok luar )
Seperti yang disebutkan pada pembahasan di atas, tiap individu yang hidup dalam suatu kelompok pasti mengadakan social learning. Dengan demikian ia dapat melakukan interaksi sosial dan berperan di dalam kelompok dan ia betah hidup bersama dengan anggota-anggota kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam keadaan itu, individu telah menjadi membership dari kelompoknya, seperti anggota anggota kelompok yang lain. Membership adalah seseorang yang diizinkan menikmati keikutsertaan di dalam fungsi sosial dengan orang-orang yang mungkin menerima satu atau lebih kelengkapan seperti kesamaan. Newcomb (dalam Santoso, 2010 : 8)
Kenggotaan/ membership seseoran dapat lebih dari satu pada tempat dan waktu ynag bersamaan dihapadi saat itu. Stanfeld dan S. Sargent mengungkapkan bahwa keanggotaan kelompok adalah ke arah siapa ia masuk secara nyata, seperti keluarga, kelompok bermain, gang atau sekolah. kenaggotaan seseorang menjadikan ia mengikuti norma –norma sosial kelompoknya bersikap dan bertingkah laku serta berinteraksi sosial secara intensif dan mendalam dengan sesama anggota kelompok. Ia tidak dapat mengingkari tuntutan norma sosial karena ia takut pada sanksi yang akan diterimanya. Ia juga harus melakukan interaksi yang mendalam dengan sesama anggota kelomok sehingga ia tidak ditinggalkan oleh anggota yang lain.
Dalam keadaan seperti itu, ia memiliki “ sense of belonginess” yang menurut Gerungan (dalam Santoso, 2010 : 8) berarti suatu sikap persaan bahwa ia termasuk di dalam suatu kelompok sosial, di dalamnya ia mempunyai peranan dan tugasnya , sehingga ia pun merasakan semacam kepuasan diri, dan ia merasa berharga sebgai anggota kelomopok tersebut.
Fungsi sense of belonginess adalah :
  a. Sebagai suatu faktor yang menstabilkan tingkah laku dan perasaan
 b. Sebagai suatu sokongan moral kepada individu anggota kelompok
c. Sebagai suatu usaha mengatasi kesulitan yang dihadapi, karena ia pasti akan mendapat bantuan aggota kelompok lain
Sense ofbelonginess seorang individu semakin mendalam dalam kelompoknya tergantung pada sikap, tingkah laku, dan sumbangan yang bersangkutan kepada kelompoknya. Semakin mendalam sense of belonginess dari masing-masing anggota kelompok semakin kuat kedudukan interaksi dan solidaritas yang ada dalam kelompok tersebut. 
REFERENSI
Santoso, Salmet. 2010. Penerapan Psikologi Sosial. Surabaya: Refika Aditama